Polemik beras plastik terus bergulir, berbagai data dan
fakta bermunculan tapi bertolak belakang dengan data dan fakta keluaran
pemerintah. YLKI menuding pemerintah melindungi pemain besar atau impor beras
dalam kasus beras plastik ini.
Tudingan YLKI ini bukannya tidak beralasan, YLKI mengkritisi
ucapan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menginginkan Dewi Septiana orang yang
melaporkan mengenai beras plastik diperiksa atas informasinya.
“Kalau Dewi diperiksa, pemerintah ingin melindungi pemain
besar atau pemain impor beras. Menjadikan Dewi sebagai
target sasaran itu salah namanya,” ujar Anggota Pengurus Harian YLKI, Tulus
Abadi kepada sebuah media nasional
Dewi sendiri mengaku pasrah saat mengetahui akan dipidanakan
karena menyebarkan informasi mengenai beras plastik tersebut.
“Saya hanya berdoa dan pasrah terhadap kasus ini. Semoga ada
jalan terbaiknya,”
“Demi Allah, tidak ada niat dalam hati kecil saya untuk
menjatuhkan seseorang. Saya hanya seorang konsumen dan ibu rumah tangga dan
tidak ada kepentingan apapun,”
YLKI sudah menduga sejak awal, menyusul berbedanya hasil tes
yang dilakukan oleh Sucofindo, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan),
Kementrian Perdagangan dan Laboratorium forensik Polri. Dari hasil uji
laboratorium yang dilakukan Laboratorium forensik Polri, BPOM, Kementerian
Perdagangan, dan Kementerian Pertanian, pemerintah menyimpulkan bahwa tidak ada
unsur plastik dalam beras itu.
Sedangkan hasil tes Sucofindo mengkonfirmasi adanya senyawa
baku dari bahan plastik yang diduga terkandung dalam sampel analisis.
Masyarakat menilai tes yang dilakukan oleh Sucofindo ini tergolong valid
mengingat kredibilitas Sucofindo yang selama ini sudah teruji.
Semoga saja polemik beras plastik yang berkepanjangan ini
tidak merugikan salah satu pihak. Bagaimana menurut anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar